Hari ini adalah hari pertama masuk
sekolah. Aku sekarang duduk di kelas XII IPA 2 di SMA paling favorit di kotaku.
Tak sengaja pandanganku tertuju pada
seorang cewek. Dari postur tubuhnya memang berukuran mungil, kira-kira
tingginya 150 cm, berkulit kuning langsat, berparas cantik dan murah senyum.
Hatiku berdetak kencang, sekelilingku seakan-akan slow motion seperti efek di film-film. “apakah ini jatuh cinta di
saat pandangan pertama?”pikirku.
“hai, namaku Amey, kamu siapa?”
“Eh, aku Doni “ Jawabku dengan sedikit
terkaget memecah lamunanku. Duh, cewek
ini selain benar-benar cantik bak bidadari tapi juga ramah. Ini membuatku
tambah kagum padanya.
“ Kamu di kelas apa Don?”
“Aku di kelas XII IPA 2, kalau kamu
Mey?”
“Wah kita sekelas dong aku murid baru pindahan dari Tangerang.”
“Wah aku dapat teman baru dong.” Hatiku
sangat senang karena murid baru ini sekelas denganku.
TEEEEEEET.....TEEEETT.....TEEEEET bunyi
bel masuk berbunyi.
“ Oke Don aku yuk kita masuk ”
“Oke May....”
Pada hari pertama itupun pelajaran sudah
mulai seperti biasa.
Bulan Agustus ini, sekolah kami
mengikuti pertandingan bola basket tingkat kabupaten. Amey terpilih sebagai
salah satu anggota inti tim putri sekolah kami. Walaupun berbadan mungil
ternyata dia lincah dan berbakat dalam cabang olah raga ini. Aku sangat senang
melihatnya terpilih. Aku selalu menonton dan memberi support setiap kali bertanding. Aku berdecak kagum melihat dia
beraksi dalam pertandingan. Ketika istirahat, kulihat dia kecapaian, lalu kuhampiri dia,
“May , ini minuman kamu tampak kehausan,
dan ini handuk lihat tuh kamu kayak barusan mandi di sungai keringat”Kataku
sambil memberikan sebotol air mineral dan handuk kecil.
“Terima kasih ya Don, kamu baik sekali.”
“Tetap semangat ya, kau terus
mendukungmu!”
“Sipp, aku bertanding dulu ya”
Akhirnya dalam Kejuaraan Bola Basket
Kabupaten itu Tim Putri kami mendapatkan juara I sedangkan Tim Putra
mendapatkan juara II. Ini sangat membanggakan bagi sekolah kami.
Tak terasa waktu terus berlalu,
kejuaraan – kejuaraan satu persatu dimenangkan oleh Amey. Ternyata Amey tidak
hanya berbakat di cabang bola basket, lari dan lompat jauhpun dia tetap bisa
berprestasi walaupun tubuhnya mungil. Semua ini menambah perasaan kagumku
kepada Amey. Di suatu pagi ketika aku masuk ruangan kelas ternyata hanya Amey
yang datang. Aku berpikir apakah aku harus mengungkapkan perasaanku saat ini.
Lalu kuberanikan diri menghampirinya.
“Pagi Mey.”
“Pagi juga Don.”
“Eh, eh..mmm...mmmm.mmmm.”
“Ada apa Don?”
“Aku mau ngomong sama kamu, tentang
perasaanku”
“Ya, ngomong aja.”
“Tapi kamu nggak marah kan?”
“Kenapa aku harus marah, ayo ngomong
aja!”
“Tapi ini tabu untuk dikatakan, jadi
kalau tidak berkenan di hatimu anggap aja aku belum pernah mengatakannya.”
“Iya ngomong aja terus terang”
“Ini sudah aku tahan dari tadi”
“Cepet dong ngomong, bikin penasaran
aja!”
“Janji ya nggak marah?”
“Iya”
Tiba-tiba aku teringat dulu waktu aku
pertama kali ditolak cewek...Cewek itu berkata “Yang ganteng aja aku tolak
apalagi kamu! Aku kehilangan rasa percaya diriku, apalagi kalau aku sampai
ditolak Amey..luka ini akan semakin dalam.
“Don, kok malah melamun, katanya kamu
mau ngomong tentang perasaanmu yang sudah kamu tahan”.
“Oke aku akan berterus terang AKU
KEBELET PIPIS.”
Lalu akupun keluar kelas dengan perasaan
yang tidak karuan meninggalkan Amey sendirian. Akupun menyesal menyalahkan
diriku sendiri kenapa aku tidak berani mengatakan “Cinta” kepadanya. Aku tidak
tahu apakah Amey akan membenciku.
Ketika bel masuk berbunyi kulihat Amey
duduk termenung. Lalu dia memberikan selembar kertas kepadaku. Kubaca tulisan
yang ada di kertas itu :
“Don, Kamu jangan seperti tadi, coba
kalau cewek yang kamu ajak omong punya perasaan cinta sama kamu tentu saja akan
tersakiti hatinya. Jangan diulangi lagi ya!”
Ketika istirahat aku hampiri Amey.
“Mey, aku minta maaf ya atas perkataanku
tadi pagi.”
“Tidak apa-apa, tapi kamu seorang
laki-laki harusnya berani mengatakan sesuatu dong. Memangnya kamu tadi pagi mau
ngomong apa?”
“Eh..eh..Aku sebenarnya Cinta sama kamu,
tapi aku juga takut kamu menolak aku.”
“Haha.ha..ha...ooh cuma itu to. Kenapa
harus takut ditolak atau diterima kan urusan nanti yang penting sudah dicoba.
Jangan takut akan kegagalan oke!”
“Terima kasih ya...lalu jawabanmu apa?”
“Kasih tau nggak ya...Kalau aku juga
cinta sama kamu gimana?”
“Yang bener Mey?”
“Ya iya lah masak iya dong”
Kamipun saling berpandangan penuh
perasaan bahagia. Seakan dunia milik kami berdua, yang lain ngontrak dan
ngekos. Sejak saat itu Amey menjadi bidadari mungilku.
S E K I A N
Tri Sadono
Guru SD Negeri Margolelo
Kecamatan Kandangan
(Cerpen ini telah merupakan salah
satu bagian kumpulan cerpen yang telah dibukukan dengan judul “Secret Admirer #1” yang diterbitkan
oleh Penerbit Harfeey Yogyakarta dengan ISBN : 978-602-7876-28-6 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar