The Most Popular Traffic Exchange

Kamis, 19 Desember 2013

Bidadari Mungilku




 Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Aku sekarang duduk di kelas XII IPA 2 di SMA paling favorit di kotaku.  Tak sengaja pandanganku tertuju pada seorang cewek. Dari postur tubuhnya memang berukuran mungil, kira-kira tingginya 150 cm, berkulit kuning langsat, berparas cantik dan murah senyum. Hatiku berdetak kencang, sekelilingku seakan-akan slow motion seperti efek di film-film. “apakah ini jatuh cinta di saat pandangan pertama?”pikirku.
“hai, namaku Amey, kamu siapa?”
“Eh, aku Doni “ Jawabku dengan sedikit terkaget  memecah lamunanku. Duh, cewek ini selain benar-benar cantik bak bidadari tapi juga ramah. Ini membuatku tambah kagum padanya.
“ Kamu di kelas apa Don?”
“Aku di kelas XII IPA 2, kalau kamu Mey?”
“Wah kita sekelas dong aku murid baru  pindahan dari Tangerang.”
“Wah aku dapat teman baru dong.” Hatiku sangat senang karena murid baru ini sekelas denganku. 
TEEEEEEET.....TEEEETT.....TEEEEET bunyi bel masuk berbunyi.
“ Oke Don aku yuk kita masuk ”
“Oke May....”
Pada hari pertama itupun pelajaran sudah mulai seperti biasa.

Bulan Agustus ini, sekolah kami mengikuti pertandingan bola basket tingkat kabupaten. Amey terpilih sebagai salah satu anggota inti tim putri sekolah kami. Walaupun berbadan mungil ternyata dia lincah dan berbakat dalam cabang olah raga ini. Aku sangat senang melihatnya terpilih. Aku selalu menonton dan memberi support setiap kali bertanding. Aku berdecak kagum melihat dia beraksi dalam pertandingan. Ketika istirahat, kulihat dia kecapaian, lalu  kuhampiri dia,
“May , ini minuman kamu tampak kehausan, dan ini handuk lihat tuh kamu kayak barusan mandi di sungai keringat”Kataku sambil memberikan sebotol air mineral dan handuk kecil.
“Terima kasih ya Don, kamu baik sekali.”
“Tetap semangat ya, kau terus mendukungmu!”
“Sipp, aku bertanding dulu ya”
Akhirnya dalam Kejuaraan Bola Basket Kabupaten itu Tim Putri kami mendapatkan juara I sedangkan Tim Putra mendapatkan juara II. Ini sangat membanggakan bagi sekolah kami.
Tak terasa waktu terus berlalu, kejuaraan – kejuaraan satu persatu dimenangkan oleh Amey. Ternyata Amey tidak hanya berbakat di cabang bola basket, lari dan lompat jauhpun dia tetap bisa berprestasi walaupun tubuhnya mungil. Semua ini menambah perasaan kagumku kepada Amey. Di suatu pagi ketika aku masuk ruangan kelas ternyata hanya Amey yang datang. Aku berpikir apakah aku harus mengungkapkan perasaanku saat ini. Lalu kuberanikan diri menghampirinya.
“Pagi Mey.”
“Pagi juga Don.”
“Eh, eh..mmm...mmmm.mmmm.”
“Ada apa Don?”
“Aku mau ngomong sama kamu, tentang perasaanku”
“Ya, ngomong aja.”
“Tapi kamu nggak marah kan?”
“Kenapa aku harus marah, ayo ngomong aja!”
“Tapi ini tabu untuk dikatakan, jadi kalau tidak berkenan di hatimu anggap aja aku belum pernah mengatakannya.”
“Iya ngomong aja terus terang”
“Ini sudah aku tahan dari tadi”
“Cepet dong ngomong, bikin penasaran aja!”
“Janji ya nggak marah?”
“Iya”
Tiba-tiba aku teringat dulu waktu aku pertama kali ditolak cewek...Cewek itu berkata “Yang ganteng aja aku tolak apalagi kamu! Aku kehilangan rasa percaya diriku, apalagi kalau aku sampai ditolak Amey..luka ini akan semakin dalam.
“Don, kok malah melamun, katanya kamu mau ngomong tentang perasaanmu yang sudah kamu tahan”.
“Oke aku akan berterus terang AKU KEBELET PIPIS.”
Lalu akupun keluar kelas dengan perasaan yang tidak karuan meninggalkan Amey sendirian. Akupun menyesal menyalahkan diriku sendiri kenapa aku tidak berani mengatakan “Cinta” kepadanya. Aku tidak tahu apakah Amey akan membenciku.
Ketika bel masuk berbunyi kulihat Amey duduk termenung. Lalu dia memberikan selembar kertas kepadaku. Kubaca tulisan yang ada di kertas itu :
“Don, Kamu jangan seperti tadi, coba kalau cewek yang kamu ajak omong punya perasaan cinta sama kamu tentu saja akan tersakiti hatinya. Jangan diulangi lagi ya!”
Ketika istirahat aku hampiri Amey.
“Mey, aku minta maaf ya atas perkataanku tadi pagi.”
“Tidak apa-apa, tapi kamu seorang laki-laki harusnya berani mengatakan sesuatu dong. Memangnya kamu tadi pagi mau ngomong apa?”
“Eh..eh..Aku sebenarnya Cinta sama kamu, tapi aku juga takut kamu menolak aku.”
“Haha.ha..ha...ooh cuma itu to. Kenapa harus takut ditolak atau diterima kan urusan nanti yang penting sudah dicoba. Jangan takut akan kegagalan oke!”
“Terima kasih ya...lalu jawabanmu apa?”
“Kasih tau nggak ya...Kalau aku juga cinta sama kamu gimana?”
“Yang bener Mey?”
“Ya iya lah masak iya dong”
Kamipun saling berpandangan penuh perasaan bahagia. Seakan dunia milik kami berdua, yang lain ngontrak dan ngekos. Sejak saat itu Amey menjadi bidadari mungilku.



S E K I A N




Tri Sadono
Guru SD Negeri Margolelo
Kecamatan Kandangan
(Cerpen ini telah merupakan salah satu bagian kumpulan cerpen yang telah dibukukan dengan judul “Secret Admirer #1”  yang diterbitkan oleh Penerbit Harfeey Yogyakarta dengan ISBN : 978-602-7876-28-6 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar