The Most Popular Traffic Exchange

Selasa, 22 Juli 2014

RPP PKn Kelas VI Semester 1




Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
( RPP )

Nama Sekolah     :   SD Negeri Margolelo
Mata Pelajaran    :   Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas / Semester  :   VI (Enam) / 1  
Tanggal Pelaksanaan : ..........................................................

A.      Standar Kompetensi
1.             Menghargai nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

B.       Kompetensi Dasar
1.1.       Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.

C.      Alokasi Waktu     :  2 x 35  menit.

D.      Indikator
1.    Kognitif
a)   Proses
*   Mendeskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan.
*   Menjelaskan proses perjuangan meraih kemerdekaan.
*   Menyebutkan macam-macam perlawanan di daerah pada masa penjajahan.
*   Menceritakan arti dan nilai Kebangkitan Nasional.
*   Menceritakan arti dan nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.

b)   Produk
*   Dapat mendeskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan.
*   Dapat menjelaskan proses perjuangan meraih kemerdekaan.
*   Dapat menyebutkan macam-macam perlawanan di daerah pada masa penjajahan.
*   Dapat menceritakan arti dan nilai Kebangkitan Nasional.
*   Dapat menceritakan arti dan nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.

2.    Psikomotor
Secara berkelompok siswa membuat soal, membaca materi, mendiskusikannya  untuk dipertanyakan, serta diajukan dalam proses belajar mengajar.

3.    Afektif
Karakter  :  Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) ,    Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ), Integritas (integrity ), Peduli ( caring ), Jujur ( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship )


E.       Tujuan Pembelajaran
1.    Kognitif
a)   Proses
Kepada peserta didik diberikan berbagai macam referensi mengenai bangsa asing yang pernah menjajah Indonesia, kebangkitan nasional dan sumpah pemuda, kemudian dilanjutkan dengan bertanya kepada peserta didik mengenai materi pembelajaran tersebut.

b)   Produk
*   Siswa mampu mendeskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan.
*   Siswa mampu menjelaskan proses perjuangan meraih kemerdekaan.
*   Siswa mampu menyebutkan macam-macam perlawanan di daerah pada masa penjajahan.
*   Siswa mampu menceritakan arti dan nilai Kebangkitan Nasional.
*   Siswa mampu menceritakan arti dan nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda.

2.    Afektif.
a)   Karakter
Peserta didik mampu menunjukkan prilaku tanggung jawab, peduli, jujur, kewarganegaraan, rasa hormat dan perhatian, bekerja sama, terbuka dan  men-dengarkan pendapat orang lain dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

b)   Keterampilan Sosial
Selama proses belajar mengajar berlangsung peserta didik dapat menunjukkkan keterampilan sosial seperti bertanya, mendengarkan pendapat orang lain, menerima saran dan kritik, serta berkomunikasi dengan baik.

F.       Materi Ajar
§  Indonesia dijajah oleh bangsa asing.
§  Kebangkitan Nasional.
§  Sumpah Pemuda.

Indonesia di Jajah Bangsa Asing


Penjajahan Belanda

Selepas Syarikat Hindia Timur Belanda (SHTB) menjadi muflis pada akhir abad ke-18 dan selepas penguasaan United Kingdom yang singkat di bawah Thomas Stamford Raffles, pemerintah Belanda mengambil alih pemilikan SHTB pada tahun 1816. Belanda berjaya menumpaskan sebuah pemberontakan di Jawa dalam Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Selepas tahun 1830, sistem tanam paksa yang dikenali sebagai cultuurstelsel dalam bahasa Belanda mula diamalkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasaran dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dan sebagainya. Hasil-hasil tanaman itu kemudian dieksport ke luar negara. Sistem ini memberikan kekayaan yang besar kepada para pelaksananya - baik orang Belanda mahupun orang Indonesia. Sistem tanam paksa ini yang merupakan monopoli pemerintah dihapuskan pada masa yang lebih bebas selepas tahun 1870.
Pada tahun 1901, pihak Belanda mengamalkan apa yang dipanggil mereka sebagai Politik Beretika (bahasa Belanda: Ethische Politiek) yang termasuk perbelanjaan yang lebih besar untuk mendidik orang-orang pribumi serta sedikit perubahan politik. Di bawah Gabenor Jeneral J.B. van Heutsz, pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang tempoh penjajahan mereka secara langsung di seluruh Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan asas untuk negara Indonesia pada saat ini.

  Pendudukan Jepang

Pada bulan Juli 1942, Sukarno menerima tawaran Jepang untuk  membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban kepada keperluan-keperluan tentara Jepang. Sukarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagus Hadikusumo dikurniakan pingat oleh maharaja Jepang pada tahun 1943. Tetapi pengalaman Indonesia dari pada penguasaan Jepang amat berbeda-beda, bergantung kepada tempat duduk seseorang serta status sosialnya. Bagi mereka yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, penahanan  dan hukuman mati, serta kejahatan-kejahatan perang yang lain. Orang Belanda dan orang kacukan Indonesia-Belanda merupakan sasaran yang utama untuk kezaliman pada zaman penguasaan Jepang di Indonesia.
Pada bulan Maret 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan. Dalam mesyuarat pertamanya pada bulan Mei, Soepomo mencadangkan persepaduan negara dan membantah individualisme; sementara itu, Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru tersebut juga sekaligus menuntut Sarawak, Sabah, Tanah Melayu, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia-Belanda sebelum perang.
Pada 9 Agustus 1945, Sukarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat terbang ke Vietnam untuk bertemu dengan  Terauchi. Akan tetapi mereka diberitahu bahawa angkatan tentara Jepang sedang menuju ke arah kehancuran. 

Kebangkitan Nasional Indonesia

Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan, Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak masa Multatuli.

Tokoh-Tokoh

Tokoh-tokoh yang mempolopori Kebangkitan Nasional, antara lain yaitu :
  1. Sutomo
  2. Gunawan
  3. Dr. Tjipto Mangunkusumo
  4. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hajar Dewantara)
  5. dr. Douwes Dekker dan Lain-Lain

Asal Usul Kebangkitan Nasional

Selanjutnya pada 1912 berdirilah Partai Politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (Yogyakarta) dan Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis Als ik eens Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda), 20 Juli 1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.Saat ini, Tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[1]

Isi

Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kongres Pemuda Indonesia Kedua

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Peserta

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.
Museum Sumpah Pemuda
Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

G.      Pendekatan dan Metode Pembelajaran
*   Pendekatan kontekstual.
*   Pendekatan Cooperatif Learning.
*   Diskusi dengan teman sebangku.
*   Tanya jawab.
*   Penugasan.

H.      Kegiatan Pembelajaran
1.    Kegiatan Awal
a)    Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
b)   Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
c)    Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan selama liburan.
d)   Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang nama dan asal pahlawan Indonesia.

2.    Kegiatan Inti
a)   Eksplorasi
§  Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai Indonesia dijajah oleh bangsa asing.
§  Bertanya jawab mengenai suasana pada masa penjajahan.
§  Bertanya jawab mengenai bangsa apa yang pertama kali datang dan menjajah Indonesia.
§  Guru menunjukkan foto/gambar para pahlawan daerah dan menanyakan nama dan asalnya.
§  Guru menjelaskan mengapa timbul perlawanan rakyat di berbagai wilayah.
§  Guru bertanya mengapa perlawanan di berbagai wilayah selalu dapat ditindas.
§  Bersama pasangan, siswa ditugaskan mendeskripsikan nilai-nilai juang para pahlawan.
§  Membaca secara bergantian mengenai Kebangkitan Nasional.

b)   Elaborasi
§  Berdiskusi mengenai mengapa timbul kesadaran berbangsa.
§  Guru menjelaskan asal-usul Hari Kebangkitan Nasional.
§  Guru bertanya mengenai nilai-nilai Hari Kebangkitan Nasional pada masa kini.
§  Melanjutkan membaca teks mengenai Sumpah Pemuda.
§  Menjelaskan kepada siswa mengapa timbul Sumpah Pemuda.
§  Bersama-sama mengucapkan sumpah pemuda dengan baik dan sungguh-sungguh.
§  Guru menugaskan siswa untuk menjelaskan isi dan maksud Sumpah Pemuda.
§  Untuk pengayaan dan untuk mengukur ketercapaian kompetensi, siswa ditugaskan untuk mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku kerja/buku paket PKn
c)    Konfirmasi
§  Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
§  Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan

3.    Kegiatan Penutup
a)    Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
b)   Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
c)    Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

I.         Sumber Belajar/ Alat Peraga
1.    Sumber belajar
*   BSE (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas 6, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional)
*   Buku penunjang (Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas 6, terbitan narasumber umum)
*   Surat Kabar, dst.
2.    Alat peraga
*   Gambar/foto para pahlawan.

J.        Penilaian dan Program Tindak Lanjut:
1.    Prosedur Penilaian
a)   Penilaian Kognitif
§  Jenis         :   Kuis, tugas individu, ulangan harian
§  Bentuk     :   Uraian, pilihan ganda dan isian

b)   Penilaian Afektif
§  Bentuk     :    Lembar Pengamatan Sikap

2.    Instrumen Penilaian  :          Terlampir

3.    Program Tindak Lanjut:
a)   Remedial, bagi siswa yang memperoleh nilai KD < KKM :
§  Mengikuti program pembelajaran kembali dengan memberikan pembahasan soal-soal uji kompetensi (menjelaskan kembali penyelesaian soal-soal).
§  Memberikan tugas yang berkaitan dengan indikator atau kompetensi dasar yang belum tuntas.
§  Melakukan uji pemahaman ulang (ujian perbaikan) sesuai dengan indikator/ kompetensi dasar yang belum tuntas.

b)   Pengayaan bagi siswa yang memperoleh nilai KD > KKM:
  Memberikan program pembelajaran tambahan berupa pembahasan soal-soal yang bervariasi dengan memberikan pembahasan soal-soal uji kompetensi (menjelaskan kembali penyelesaian soal-soal).


Menyetujui
Kepala Sekolah SD Negeri Margolelo





(SATOTO, S.Pd. )
NIP : 19640829 198405 1 002




Margolelo,                           2014
Guru Kelas VI






(TRI SADONO, S.Pd. SD. )
NIP: 19810726 200903 1 004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar