Situs Liyangan
Peninggalan Mataram Kuno
yang Terkubur
Candi
Liyangan adalah situs purbakala berupa candi dan kawasan permukiman di
lereng timur Gunung Sundoro, tepatnya di permukiman warga Dusun Liyangan, Desa
Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, berjarak sekitar 20 kilometer arah barat laut
dari kota Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Situs ini baru
ditemukan pada tahun 2008.
Situs Liyangan |
Penemuan
pertama berupa talud, yoni, arca, dan batu-batu candi. Penemuan selanjutnya
sebuah bangunan candi yang tinggal bagian kaki dan di atasnya terdapat sebuah
yoni yang unik, tidak seperti umumnya, karena yoni ini memiliki tiga lubang.
Penelitian dan penggalian lebih lanjut dilakukan Balai Arkeologi Yogyakarta
pada 2010 dan 2011 menyimpulkan bahwa situs tersebut bukan merupakan candi
besar tetapi sebuah perdusunan Mataram Kuno. Berdasar gambaran hasil survei
penjajakan Balai Arkeologi Yogyakarta menyimpulkan bahwa Situs Liyangan
merupakan situs dengan karakter kompleks; indikasi sebagai situs permukiman,
situs ritual, sekaligus situs pertanian.
Balai
Arkeologi Yogyakarta menemukan jalan batu dan 40 guci Cina dari Dinasti Tang
sekitar abad 9-10 Masehi di Situs Liyangan Temanggung, Jawa Tengah.
Ketua Tim Penelitian Situs Peninggalan Mataram Kuno di Situs Liyangan Temanggung, Sugeng Rianto mengatakan penemuan jalan batu dan guci Cina ini adalah hasil ekskavasi Balai Arkeologi Yogyakarta Mei 2013 lalu tepatnya pada penggalian keempat situs ini.
Ia mengatakan Situs Liyangan merupakan kompleks peninggalan Mataram Kuno yang terdiri dari tiga bagian yakni area hunian, area peribadatan, dan area pertanian.
Ketua Tim Penelitian Situs Peninggalan Mataram Kuno di Situs Liyangan Temanggung, Sugeng Rianto mengatakan penemuan jalan batu dan guci Cina ini adalah hasil ekskavasi Balai Arkeologi Yogyakarta Mei 2013 lalu tepatnya pada penggalian keempat situs ini.
Ia mengatakan Situs Liyangan merupakan kompleks peninggalan Mataram Kuno yang terdiri dari tiga bagian yakni area hunian, area peribadatan, dan area pertanian.
Penemuan
lain, lanjut Sugeng, adalah pecahan guci kuno zaman Dinasti Tang yang ditemukan
di area hunian oleh para penambang pasir. Pecahan guci ini lantas disusun
hingga menjadi sekitar 40 guci. Kata Sugeng, guci ini digunakan sebagai alat
perkakas rumah tangga seperti mangkok, wadah air, dan sebagainya.
Selain
guci Cina,dalam penggalian akhir juga ditemukan enam batur atau plataran candi dengan
ukuran kira-kira 40 sentimeter persegi serta alat perkakas dari gerabah dan
tanah liat seperti pasu (baskom tanah liat), periuk, kendi, dan lainnya.
Sugeng
menambahkan pihaknya juga menemukan benda-benda yang terbuat dari logam seperti
senjata tajam ( mirip pedang) dan alat pertanian berupa 'Lempak'.
Sebelumnya, pada penggalian tahun 2012 lalu, tim Balai Arkeologi Yogyakarta juga menemukan sarana peribadatan berupa candi, batur,selasar tangga batu, talud air dari kubus batu, talud air yang terbuat dari batu kali dan talud air dari papan batu.
Sumber:
Sebelumnya, pada penggalian tahun 2012 lalu, tim Balai Arkeologi Yogyakarta juga menemukan sarana peribadatan berupa candi, batur,selasar tangga batu, talud air dari kubus batu, talud air yang terbuat dari batu kali dan talud air dari papan batu.
Sumber:
http://indonesianspaceresearch.blogspot.com/diunduh pada tanggal 14 Agustus 2013
http://www.tempo.co/read/news/2013/06/04/061485610/Ditemukan-Jalan-Batu-dan-Guci-di-Situs-Liyangan
diunduh pada tanggal 8 Agustus 2013
http://unik.kompasiana.com/2012/11/11/misteri-situs-liyangan-bagian-kisah-temanggung-di-masa-lalu-507464.html diunduh pada tanggal 8 Agustus 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Liyangan
diunduh pada tanggal 8 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar